PUJI BLOK M - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Josephine Simanjuntak minta ruang publik seperti Blok M diperbanyak sampai ke Jakarta Timur. (Foto: TribunJakarta)
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Josephine Simanjuntak menilai kawasan Blok M memiliki potensi besar sebagai ruang berkumpul yang sehat bagi anak muda.
Ia mendukung rencana Pemprov DKI untuk meniru konsep penataan kawasan tersebut ke berbagai wilayah lain di Jakarta.
“Blok M itu sebenarnya punya potensi besar sebagai tempat anak muda berkomunikasi, berdiskusi, dan bersosialisasi. Saya sendiri waktu sekolah di Radio Dalam sering nongkrong di Blok M. Itu menyenangkan karena kami bisa ngobrol soal kuliah, belajar bareng, atau bercanda,” kata Josephine, Jumat (28/11/2025).
Menurut Josephine, ruang-ruang berkumpul seperti Blok M penting untuk pemberdayaan generasi muda.
Ia menyebut ruang yang aman dan inklusif mampu membangun solidaritas, memperkuat hubungan sosial, sekaligus mencegah potensi konflik.
Josephine mencontohkan bagaimana ruang berkumpul sering kali tumbuh secara alami, seperti di restoran cepat saji yang kerap menjadi tempat nongkrong anak muda.
“Mereka beli es krim tapi bisa nongkrong berjam-jam. Yang penting ada tempat bertemu dan wifi gratis. Anak-anak sekarang memang butuh ruang seperti itu untuk belajar, mengerjakan tugas, atau sekadar bertemu teman,” jelasnya.
Minta Pemerataan Ruang Nongkrong di Jakarta Timur
Lebih jauh, Josephine mendorong konsep serupa diterapkan di berbagai taman kota, terutama di kawasan Jakarta Timur.
Ia menyoroti banyaknya ruang nongkrong yang justru lebih mudah diakses kalangan menengah, sehingga anak-anak dari keluarga grassroots sulit menikmatinya.
“Mereka akhirnya nongkrong di pinggir flyover, di jalan layang, minum kopi. Dari situ muncul kecemburuan, persaingan, sampai tawuran. Itu yang tidak bisa saya toleransi,” tegasnya.
Taman Kota Bisa Jadi Ruang Inklusif
Josephine menegaskan ruang berkumpul tidak harus berada di pusat perbelanjaan.
Taman kota justru dapat menjadi ruang publik inklusif yang mudah diakses seluruh lapisan masyarakat.
Bila dilengkapi fasilitas seperti wifi gratis, taman dapat menjadi tempat aman dan produktif bagi anak muda.
“Dengan penataan yang benar, taman bisa jadi tempat anak muda belajar, orang tua menikmati suasana, hingga anak-anak SD bereksplorasi. Yang penting konsepnya jelas,” katanya.
Sumber: TribunJakarta
Published: Jumat, 28 November 2025 17:54 WIB
